Park Jai Hyun, CEO konser We All Are One di Jakarta yang diisukan melarikan uang hasil penjualan tiket yang mencapai 7 miliar rupiah sudah diamankan oleh petugas imigrasi Jakarta.
Park Jai Hyun disebut menyalahgunakan izin tinggalnya yang berupa Visa On Arrival, namun mengadakan event di Indonesia. Selain itu, Park Jai Hyun juga dilaporkan ke polisi atas tuduhan dugaan penipuan oleh rekanan yang diajak untuk mengadakan konser ini di Indonesia.
Derpita Gultom yang merupakan rekanan penyelenggara konser ini membuat laporan ke Polsek Tamansari, Jakarta Barat pada 10 November 2022 lalu dengan dugaan penipuan.
Dia mentransfer uang sebanyak 340 juta lebih ke rekening PT Coution Life Indonesia. Namun karena konsernya ditunda, Derpita menanyakan kejelasan dana yang sudah ditransfernya namun Park Jai Hyun kerap menunda-nunda memberikan penjelasan.
Puncaknya, pihak imigrasi telah berhasil mengamankan Park Jai Hyun yang ternyata menyalahi izin tinggal.
Park Jai Hyun diketahui datang ke Indonesia dengan visa on arrival, namun dia kemudian membuat PT Coution Live dan mengadakan acara. Hal ini tentu tidak sejalan dengan izin tinggal yang dimiliki karena disalahgunakan untuk bekerja.
Penangkapan Park Jai Hyun oleh imigrasi diawali oleh penangkapan 4 orang WN Korsel di pusat perbelanjaan Jakarta atas dugaan penyalahgunaan visa on arrival untuk bekerja. Empat orang ini ditangkap pada Senin (21/11) yang dari hasil pemeriksaan keempatnya diketahui jika mereka adalah anggota tim kreatif dari Korea yang didatangkan Park Jai Hyun ke Indonesia untuk acara pencarian bakat yang ditayangkan di televisi Korea.
Penagkapan empat WN Korsel ini membuat petugas imigrasi mengamankan Park Jai Hyun yang juga kedapatan menyalahgunakan visa on arrival untuk bekerja disamping dugaan penipuan pengadaan konser kpop.
“Hingga saat ini kasus masih kami dalami dan sedang dilakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak terkait. Saya menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan modus penipuan melalui konser-konser K-Pop seperti ini,” kata Widodo Ekatjahjana, Plt Direktur Jenderal Imigrasi.
PT Visi Musik Indonesia yang merupakan vendor untuk membantu pengelolaan urusan lapangan konser We All Are One pun mendukung laporan penipuan terhadap CEO Park Jai Hyun. Visi Musik Indonesia mengungkapkan jika pihaknya juga khawatir jika Park Jai Hyun lari dari tanggung jawabnya sebagai promotor. Meski sudah melakukan mediasi, namun Park tidak pernah memberikan kepastian apa pun terutama soal pembayaran atas jasa kerja lapangan yang dilakukan.
CEO Park pun diketahui sudah menarik sebagian uang dari penjualan tiket konser tersebut dari tiket.com untuk keperluan membayar kebutuhan pelaksanaan konser untuk berbagai vendor. Namun saat ditagih oleh Visi Musik, Park Jai Hyun tidak menanggapinya dengan baik dan bahkan tidak dibayar hingga saat ini.
Hasil penjualan tiket untuk konser dua hari tersebut dikabarkan mencapai 7 miliar dan setengahnya sudah diambil oleh Park.
Malangnya nasib Kpopers Indonesia yang sudah begitu semangat ingin menyaksikan grup idol favoritnya manggung di Jakarta tapi malah diduga ditipu promotor. Mulai dari ketidakjelasan pihak promotor dalam menanggapi pesan para fans yang menuntuk refund hingga keberadaan CEO Park Jai Hun yang dikhawatirkan kabur dari Indonesia semakin membuat resah para fans yang terlanjur beli tiket.
Mereka menuntut refund penuh atas tiket konser We All Are One yang sudah dibeli. Hal ini sangat wajar mengingat promotor dianggap tidak komunikatif terhadap pembatalan konser yang terlalu mendadak, padahal banyak fans dari luar kota yang terlanjur sudah pesan tiket pesawat dan booking hotel.
Media sosial We All Are One baru-baru ini mengunggah postingan seputar tata cara refund beserta link Gform yang bisa diisi fans yang membeli tiket lewat tiket.com . Meski demikian, banyak fans yang mengeluh mengenai form yang tidak bisa dibuka, kenapa harus melampirkan foto KTP, khawatir dengan keamanan data yang dimasukkan di form dan waktu refund yang lama.
Fans yang merasa dirugikan karena penundaan konser melakukan banyak hal, termasuk men-tag berbagai akun untuk mengangkat masalah dugaan penipuan konser kpop ini. Dan ternyata dari pihak imigrasi pun melakukan penindakan tegas terhadap hal ini.
Pada 11 November 2022, Direktur PT Coution Live mendapat panggilan dari Dirjen Imigrasi tertanggal 3 November 2022. Setelah memenuhi panggilan, paspor Park Jai Hyun pun ditahan namun Park tidak langsung ditahan.
Plt Direktur Jenderal Imigrasi, Widodo Ekatjahjana dalam keterangan pers Rabu (23/11) menyebutkan jika dirinya sudah memerintahkan Direktur Wasdak untuk tegas dan berpegang teguh pada aturan hukum Indonesia dalam menangani kasus dugaan penipuan oleh WNA karena banyak masyarakat Indonesia yang dirugikan karena terlanjur membeli tiket konser.
Fritz Hutapea selaku konsultan hukum PT Visi Musik Asia merasa bersyukur karena Park Jai Hyun sudah diamankan sehingga tidak bisa lari lagi dari tanggung jawabnya untuk membayar vendor dan mengembalikan uang fans. Dia menegaskan akan membatu Visi Musik sebagai vendor dan orang-orang yang telah membeli tiket agar hal mereka dapat dikembalikan.
Konser We All Are One di Jakarta sejatinya dijadwalkan pada 12-13 November 2022 lalu, namun promotor mengumumkan menunda konser hingga Januari 2023 dengan alasan keselamatan pengunjung berkaca dari tragedi Itaewon. Lineup konser ini terdiri dari NMIXX, CIX, Astro, SF9, Pentagon, Bambam, Youngjae, OH MY GIRL, dan EXO Chen.
Hal ini membuat berang kpopers yang sudah terlanjur membeli tiket karena berbagai pertimbangan. Mulai dari pengumuman yang dadakan dan terkesan tidak masuk akal karena di waktu yang sama, ada konser NCT 127 dan Stray Kids yang masih berlangsung di Jakarta dan tidak dicancel hingga promotor juga tidak memberi opsi refund kepada fans.
Kpopers pun ramai-ramai menaikkan hashtag #weallareone_refundmymoney untuk menuntuk PT Coution Live Indonesia selaku penyelenggara dengan Park Jai Hyun sebagai CEO untuk memberikan opsi refund kepada fans. Namun sayangnya di tengah usaha kpopers untuk meminta refund, ada berita perihal CEO konser We All Are One yang diduga sudah melarikan uang dari hasil penjualan tiket konser.
Sebelum kabar Park Jai Hyun diamankan pihak imigrasi, promotor berjanji akan memulai proses refund 30 hari sejak form refund ditutup pada 10 Desember 2022. Namun dengan Park Jai Hyun yang diamankan imigrasi dan besar kemungkinan juga akan berhadapan dengan kepolisian, nasib refund pemegang tiket konser We All Are One pun semakin tidak jelas. Terlebih lagi tidak ada update terbaru apa pun dari media sosial penyelenggara konser ini.
Semoga semua kpopers yang menjadi korban di konser ini segera mendapatkan uang refund penuh ya!
Dan semoga tidak ada lagi promotor nakal yang memanfaatkan kecintaan fans terhadap idolnya dengan mengadakan event atau konser dengan kualitas penyelenggaraan yang kacau dan tidak kondusif.
Berikut daftar lengkap pemenang The Fact Music Awards 2023 yang diadakan pada 10 Oktober 2023 di Nam...
EXO-L, sudah siap war tiket meet and greet untuk ketemu Baekhyun EXO di Jakarta? Cek dulu yuk cara d...
Secret Number akan mengadakan fansign offline pertama di Indonesia! Dan yang asyiknya lagi, fansign ...
Baru diumumkan, tapi nama fan club atau fandom RIIZE diubah oleh SM Entertainment; dari sebelumnya d...
Scarlett akan menghadirkan Shine Ambassador mereka, TWICE, ke Jakarta untuk acara meet & greet berta...
Boy group rookie dari MNH Entertainment, 8TURN sukses meriahkan acara Korea Brnd Expo di Jakarta den...
No comments yet.