
Kalau kamu pernah melihat video konser k-pop, pasti ada satu hal yang langsung bikin merinding: suara ribuan orang yang bersorak bukan asal teriak, tapi rapi, teratur, bahkan kompak dalam hitungan detik. Sorakan itu disebut fanchant.
Buat orang yang baru mengenal dunia k-pop, mungkin terdengar seperti sekadar yel-yel biasa. Tapi sebenarnya, fanchant punya makna yang jauh lebih dalam.
Di balik setiap teriakan yang kompak itu, ada cerita tentang kebersamaan, loyalitas, sampai cara fans berkomunikasi dengan idol di atas panggung. Dan di Indonesia, fanchant bahkan berkembang dengan gaya khasnya sendiri.
Yuk mari kita bahas lebih jauh: apa itu fanchant, hingga apa yang membuatnya jadi salah satu budaya paling unik dalam dunia k-pop.
Secara sederhana, fanchant adalah bentuk sorakan atau teriakan yang dilakukan oleh fans di bagian-bagian tertentu dari sebuah lagu k-pop. Bedanya dengan teriakan random di konser biasa, fanchant sudah disusun rapi, biasanya berupa nama member, tambahan kata-kata penyemangat, atau pengulangan bagian beat lagu.
Tujuannya bukan untuk “mengambil panggung” dari idol, tetapi untuk menambah energi pada penampilan dan membangun koneksi dua arah: idol di atas panggung dan penonton di tribun. Berbeda dari nyanyian bersama (sing-along) di konser pop pada umumnya, fanchant menekankan ketepatan momen. Penonton bersorak pada titik-titik yang sudah disepakati, sehingga tercipta efek “jawab-menjawab” antara idol dan fans yang datang, jadi konser pun terasa lebih hidup karena suara penonton menyatu dengan lagu.
Yang menariknya, fanchant bukan sesuatu yang spontan, tetapi sudah disiapkan oleh management idol dan dihafal oleh fans jauh hari sebelum konser dimulai.
Banyak orang mengira fanchant muncul begitu saja dari fans. Padahal, dalam praktiknya, fanchant biasanya disusun oleh perusahaan tempat idol bernaung, alias manajemen. Fanchant resmi sering dipublikasikan menjelang comeback, biasanya dalam bentuk video guide yang dibawakan langsung oleh para member idol. Tujuannya jelas: memberi panduan agar fans bisa menyanyikan fanchant dengan benar saat konser atau acara musik.
Namun, penting juga dicatat: fanchant bukan aturan saklek. Tidak ada kewajiban mutlak bagi semua fans untuk mengikuti fanchant. Di beberapa negara seperti Korea atau Jepang, fanchant memang dilakukan dengan sangat rapi dan seragam. Tapi di negara lain, termasuk Indonesia, fans seringkali lebih fleksibel. Ada yang mengikuti fanchant persis sesuai panduan, ada juga yang memilih ikut bernyanyi dari awal sampai akhir lagu.
Uniknya, fans Indonesia punya ciri khas tersendiri. Salah satu yang paling terkenal adalah teriakan “eeeeeeaaaaaa” yang sering terdengar di berbagai konser k-pop di tanah air. Suara ini muncul di momen-momen tertentu dan sudah jadi semacam identitas tak tertulis.
Selain itu, fans k-pop Indonesia juga dikenal luar biasa kompak karena bukan hanya mengikuti fanchant, tapi juga mampu menyanyikan seluruh lirik lagu dari awal sampai akhir. Buat idol yang tampil di sini, pengalaman itu jadi sesuatu yang benar-benar spesial.
Budaya fanchant tidak muncul begitu saja. Akar sejarahnya bisa ditelusuri kembali ke era awal k-pop, sekitar akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Grup legendaris seperti H.O.T, Sechs Kies, atau TVXQ sudah mulai mengenal fenomena ini.
Pada masa itu, fanchant biasanya sederhana: meneriakkan nama member dengan kompak di chorus atau menyebut “fighting” di bagian tertentu. Namun, seiring popularitas k-pop yang makin global, fanchant ikut berkembang. Dari sekadar sorakan, fanchant kini menjadi pola yang terstruktur, bahkan dianggap sebagai bagian resmi dari performance.
Bagi yang belum mengenal dunia k-pop, mungkin pertanyaannya: kenapa sih orang sampai repot-repot menghafalkan fanchant? Bukannya lebih enak teriak sesuka hati? Jawabannya ada di makna di balik fanchant itu sendiri:
1. Bentuk Dukungan Nyata
Idol bisa langsung merasakan dukungan fans lewat fanchant. Saat suara mereka lelah, teriakan fans jadi semacam energi tambahan yang bikin panggung terasa lebih hidup.
2. Simbol Kebersamaan
Bayangkan ribuan orang yang sebelumnya tidak saling kenal, tiba-tiba bisa bersatu dalam satu suara. Itu yang membuat fanchant terasa magis: ia menyatukan fans menjadi satu komunitas besar.
3. Menciptakan Pengalaman Konser yang Berbeda
Konser k-pop bukan sekadar musik, tapi pengalaman kolektif. Fanchant membuat suasana lebih interaktif, seolah idol dan fans sedang menyanyikan lagu bersama-sama.
4. Energi Kolektif
Yang bikin fanchant terasa begitu spesial adalah energi ribuan orang yang bersuara bersama. Dalam psikologi sosial, ini dikenal sebagai collective effervescence; euforia bersama yang lahir saat banyak orang melakukan sesuatu serentak.
Di konser K-Pop, momen ini jelas terasa: suara yang bergema, ritme yang kompak, dan teriakan di waktu yang sama membuat atmosfer jadi intens. Bahkan orang yang bukan fans pun bisa ikut merinding merasakannya.
Kalau kita bicara fanchant di Indonesia, ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat:
1. “Eeeeeaaaaaa” yang Ikonik
Ini semacam signature yang sering keluar di berbagai konser. Tidak ada panduan resmi, tapi fans di Indonesia entah bagaimana bisa melakukannya hampir bersamaan.
2. Nyanyi Bareng dari Awal Sampai Akhir
Berbeda dengan di Korea atau Jepang di mana fanchant lebih ketat, fans Indonesia terkenal ikut bernyanyi dari awal hingga akhir lagu. Mereka hafal lirik, chorus, bahkan rap yang super cepat.
Buat orang awam, fanchant mungkin terlihat “cuma sorakan”. Tapi kalau kita lihat lebih dalam, ada banyak hal yang bisa dipelajari:
1. Disiplin dan Kekompakan
Fans rela menghafal bagian fanchant demi bisa melakukannya serentak di konser. Ini butuh usaha, waktu, dan koordinasi.
2. Loyalitas dan Dedikasi
Fanchant menunjukkan seberapa besar dedikasi fans terhadap idol yang dilakukan tanpa imbalan, melainkan karena rasa cinta dan kebersamaan. Tidak hanya mendukung lewat streaming atau merchandise, tapi juga lewat partisipasi aktif di konser.
3. Kekuatan Komunitas Fandom
Tidak ada fanchant tanpa komunitas. Fans yang tidak saling kenal bisa kompak hanya karena punya cinta yang sama terhadap musik dan idol.
1. Ada Fanchant Resmi
Beberapa agensi atau fanbase besar merilis fanchant guide resmi, bahkan dalam format video. Fans tinggal menonton dan menghafal.
2. Semua Lagu Punya Fanchant
Biasanya hanya lagu-lagu hits atau lagu dengan ritme energik yang dibuatkan fanchant. Lagu ballad jarang punya fanchant karena nuansanya lebih emosional.
3. Fanchant Bisa Berubah Seiring Waktu
Kadang, fanchant versi lama diganti dengan versi baru ketika formasi member berubah. Ini juga jadi cara fans menghormati perubahan di grup idol.
4. Banyak Fanchant Jadi Ikonik
Contohnya fanchant untuk “Getting Closer” SEVENTEEN yang mengucapkan nama member SEVENTEEN full dari yang tertua sampai maknae, lalu diulang dari maknae ke yang paling tua. Ada juga “Keep Your Head Down” TVXQ yang ikonik dengan fanchant wae-nya.
Fanchant bukan sekadar sorakan, tetapi adalah budaya khas fandom k-pop yang sudah menjadi identitas dan simbol kebersamaan. Dari sejarahnya yang sederhana, kini fanchant berkembang jadi fenomena global yang menyatukan fans dari berbagai belahan dunia.
Suara kompak ribuan orang di konser mungkin terdengar sederhana dari luar, tapi di baliknya ada makna yang dalam: dedikasi, solidaritas, dan cinta. Itulah kenapa fanchant selalu jadi bagian yang ditunggu-tunggu dalam setiap konser K-pop.
ELF, udah siap buat noraebang massal bareng SuJu? Tanggal 13 September 2025, Super Junior akan kemba...
Mau ketemu idol K-pop tanpa harus terbang ke Korea? Fansign online jadi jawabannya. Lewat format ini...
Setiap kali idol K-pop merilis comeback, suasananya memang beda. Timeline media sosial langsung penu...
Bagi fans idol K-Pop, lightstick bukan sekadar alat untuk menerangi konser atau menambah efek visual...
Yuk ketahui lebih banyak mengenai line distribution yang seringkali jadi perhatian kpoper seluruh du...
Apa itu sub-unit dalam group idol Kpop? Yuk cari tahu di sini plus 7 grup idol yang punya sub-unit p...

No comments yet.